Minggu, 21 Oktober 2012
Pengaruh Individu
Perubahan lingkungan bisnis global yang sangat cepat menyebabkan perusahaan-perusahaan melakukan perubahan-perubahan termasuk merubah struktur organisasinya agar tetap dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga melanggengkan bisnis mereka. Tak terkecuali PT. BRI (Persero), melakukan serangkaian kebijakan penyesuaian organisasi ke dalam terutama melakukan perubahan organisasi dalam rangka mentransformasi BRI menjadi bank terkemuka dan dipilih masyarakat. Perubahan organisasi telah dilaksanakan setahun lalu (1-1-1998) dan secara bertahap diimplementasikan keseluruh jajaran kerja PT. BRI (Persero) di Indonesia. Perubahan yang telah dilaksanakan antara lain adalah merubah strukur organisasi lama menjadi struktur organisasi baru (lihat Lampiran). Perubahan organisasi dilakukan karena struktur organisasi lama dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi bisnis perbankan dewasa ini. Organisasi lama dianggap tidak fokus, tidak efisien serta tidak berorientasi kepada kepuasan konsumen. Dianggap tidak fokus karena satu Direktur menangani beberapa urusan yang satu dengan yang lainnya tidak searah bisnisnya. Sedangkan tidak efisien karena urusan-urusan tersebut ternyata tidak mandiri sehingga selalu tergantung kepada urusan lainnya. Perubahan organisasi yang dilakukan dalam perkembangannya bukan hanya merubah struktur organisasi PT. BRI (Persero) saja tetapi juga merubah seluruh tatanan didalamnya termasuk bidang yang paling menentukan yaitu Sumber Daya Manusia. Setelah perubahan organisasi Kantor Pusat PT. BRI (Persero) berjalan satu tahun ternyata pelaksanaan perubahan organisasi masih menghadapi beberapa kendala antara lain : 1. Masih adanya karyawan staf yang berperilaku kontra produktif, yang' ditunjukkan dengan masih cukup tingginya jumlah pekerjaan yang tertunda dan penyelesaian pekeriaan yang bukan prioritas utama. 2.masih adanya sikap kurang peduli di kalangan karyawan staf terhadap perubahan organisasi y. ang- dilakukan. Hal tersebut terlihat dari rendahnya partisipasi kawawan staf dalam setiap keputusan yang dibuat dalam proses perubahan organisasi . - 3. Masih adanya karyawan siaf yang belum meninggalkan sikap budaya kerja lama, sehingga produktivitasnya belum menampakkan peningkatan. Hal ini terlihat dengan masih cukup tingginya waMu yang dipergunakan untuk kegiatan non produktif. 4. Masih terlihat sikap pesimis karyawan staf tentang pelaksanaan perubahan organisasi. Sikap pesimis ini menganggap bahwa perubahan organisasi belum tentu berhasil meningkatkan kinerja PT. BRI (Persero). Berdasarkan beberapa indikasi tersebut diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu : bagaimana hubungan antara sikap karyawan terhadap perubahan organisasi dengan motivasi kerjanya ; bagaimana hubungan antara sikap dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan staf ; serta adakah pengaruh sikap dan motivasi terhadap produktivitas karyawan staf. Sedangkan rumusan masalah manajerialnya adalah : bagaimana mengantisipasi sikap karyawan staf yang belum menerima perubahan organisasi serta bagaimana meningkatkan produktivitas kerja mereka pasta
Sumber : http://repository.mb.ipb.ac.id/736/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar