Senin, 22 Oktober 2012

Sumber Daya Konsumen Dan Pengetahuan

Teknilogi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekenomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efesiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan komunitas lumba lumba tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi

Pengaruh Individu


1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan.


Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan

2. Pengambilan Keputusan Rasional yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir. Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur.

3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian hari.

4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi. Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.

5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Faktor – faktor yang dapat mendukung dinamika individu dalam organisasi adalah sbb :
a. Rasa tanggung jawab yang baik secara individu maupun kolektif. Setiap anggota organisasi yang menyadari makna tanggung jawab individu dan kolektif sangat menguatkan keputusan yanng diambil dalam organisasi. Kekutatan keputusan ini dapat memperlancar dalam menjalankan rencana kerja dan meraih visi dan misi yang telah ditetapkan.
b. Apa yang sudah dipelajari individu dalam organisasi harus segera diaplikasikan dalam pekerjaan. Ilmu yang tidak diaplikasikan bagaikan kapas diterpa angin dan tidak ada bobot sama sekali. Ilmu yang baru saja dipelajari akan menunjukkan bobot dan nilai jika segera diaplikasikan. Nilai tersebut dapat dilihat dari rencana-proses-hasil ketika mengaplikasikan ilmu itu.
c. Menjalankan teknik akselerasi. Artinya sebisa mungkin mendukung kegiatan setiap individu agar proses berorganisasi terjadi dengan lebih cepat dan baik. Setiap individu anggota organisasi harus menyadari bahwa mereka satu sama lain saling berhubungan dan bekerja sama. Teknik akselerasi yang ada di dalam organisasi adalah kerjasama dan sikap saling mendukung satu sama lain. Teknik akselerasi ini harus selalu dikembangkan pada individu supaya saling mendukung dan membantu anggota organisasi ketika memiliki rencana dan program kerja. Atas dukungan yang diberikan maka rencana dan program kerja akan berhasil.
d. Rencana pengembangan personal artinya individu harus mengerti bahwa sebuah organisasi tidak dapat menjamin mereka tentang lapangan pekerjaan seumur hidup namun organisasi dapat membantu individu untuk mengembangkan karir mereka. Harus ada kerjasama antara organisasi dan individu untuk menciptakan pengembangan karir jangka panjang.
e. Tersedia kesempatan yang seluas – luasnya untuk mengembangkan karir. Karir anggota individu di dalam organisasi dapat berkembang dilihat dari kemampuan dirinya dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil selalu membawa muatan kepentingan organisasi. Dari kemampuan tersebut secara tidak langsung individu tersebut dapat memimpin realisasi program kerja maupun organisasi itu.
f. Pembelajaran individu harus dihubungkan kepada pembelajaran organisasi secara struktur dan lebih eksplisit agar sinergis. Pembelajaran individu dan pembelajaran organisasi harus sejalan supaya tidak ada konflik yang akhirnya menggangu perkembangan satu sama lain. Keselarasan pembelajaran individu dan organisasi dalam penerapannya selalu berpedoman pada visi dan misi organisasi maka keselaran ini secara langsung dapat membuat organisasi semakin kuat dan berkembang.

Sumber : http://teddywirawan.wordpress.com/2012/03/02/pengambilan-keputusan-dasar-dan-kekuatan/ 

Pembelian


   Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini kegiatan pembelian dan penjualan berlangsung dengan sangat cepat dan dalam jumlah yang sangat besar, baik dalam memenuhi kebutuhanbahan baku maupun untuk kebutuhan persediaan barang yang akan dijual sehingga kecepatan dalam menangani pembelian dan penjualan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam perkembangan dunia usaha. Demikian halnya dengan CV. PI Com Jaya Lestari,transaksi pembelian dan penjualan juga terjadi dalam jumlah dan frekwensi yangrelatif besar 
 
Oleh karena itu diperlukan penanganan yang cepat dan tepat, agar dapatmembantu kelancaran operasional perusahaan dan sekaligus meningkatkan pelayanankepada langganan, dengan pelayanan yang baik pada pelanggan, perusahaanmengharapkan makin banyak pembeli yang menjadi konsumen perusahaan ini. Agar  pembelian dan penjualan dapat berjalan lancar maka data-data yang menyangkut pembelian dan penjualan tersebut harus akurat. untuk itu diperlukan suatu sisteminformasi akuntansi yang dapat mendukung dan membantu segala pencatatanmengenai transaksi pembelian dan penjualan yang terjadi di perusahaan. Sisteminformasi akuntansi ini tentunya sangat dibutuhkan sekali oleh pihak luar maupun pihak perusahaan sendiri. Dalam hal ini, pembelian yang dilakukan oleh CV. PI ComJaya Lestari adalah pembelian kredit dan penjualan yang dilakukan adalah penjualantunai dan kredit.
 
Pembelian adalah suatu keigiatan yang meliputi penentuan barang-barang apayang akan dibeli, bila, berapa banyak, dimana dan bagaimana suatu barang akandibeli serta dengan harga berapa barang tersebut dapat dibeli (Moekijat, 1998,hal245).Sistem Informasi Akuntansi Pembelian berarti suatu sistem pembelian atausuatu sistem transaksi untuk mendapatkan barang-barang baik secara kredit maupu
 

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian



Untuk menentukan konsumen yang akan dijadikan sebagai target pasar, maka pasar yang ada perlu dibagi atas beberapa segmen tertentu. Hal ini disebabkan bahwa di setiap pasar, konsumen mempunyai kebutuhan yang berbeda,pola pembelian dan pendapatan yang berbeda serta tanggapan yang tidak sama untuk setiap kebijaksanaan pemasaran yang diterapkan.

Pada dasarnya segmentasi pasar dapat dilakukan atas, dasar :
  1. Faktor demografi, seperti : umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin; agama, pendidikan, tingkat penghasilan dan sebagainya.
  2. Faktor sosiologis, seperti : kelompok budaya, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
  3. Faktor psikologis/psikografis, seperti : kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan, dan sebagainya
Proses pengambilan keputusan dalam membeli merupakan proses pemecahan masalah oleh konsumen mengenai produk atau jasa yang hendak dibeli dengan cara memilih perilaku yang ingin ditampilkan melalui tahapan-tahapan pembelian. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam membeli adalah persepsi konsumen terhadap resiko. Situasi pembelian yang dirasakan oleh seorang konsumen dapat membuatnya mempersepsikan adanya resiko. Persepsi konsumen terhadap resiko merupakan proses di mana seorang konsumen menerima, mengenali dan memahami rangsangan yang datang pada dirinya, lewat indera-indera yang ada dan menimbulkan perasaan bahwa keputusan pembelian yang dibuatnya memiliki kemungkinan mendatangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen terhadap resiko pada proses pengambilan keputusan dalam membeli personal computer. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling incidental dengan jumlah subjek sebanyak 150 orang mahasiswa USU. Alat ukur pada penelitian ini adalah skala persepsi konsumen terhadap resiko dan skala proses pengambilan keputusan dalam membeli. Skala persepsi konsumen terhadap resiko disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2004) yang terdiri atas dua dimensi, yaitu ketidakpastian dan konsekuensi. Skala proses pengambilan keputusan dalam membeli disusun berdasarkan tahapan-tahapan proses pembelian yang dikemukakan oleh Engel (1995) yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi dan evaluasi alternatif setelah pembelian. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (1) tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen terhadap resiko pada proses pengambilan keputusan dalam membeli dengan p(0,116)>?(0,05), (2) Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,170, (3) berdasarkan analisis regresi diperoleh nilai koefisien determinan (R2) sebesar 2,9%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi konsumen terhadap resiko mempengaruhi variabel proses pengambilan keputusan dalam membeli sebesar 2,9%.

Minggu, 21 Oktober 2012

Kepribadian Nilai Dan Gaya Hidup


Pola kepribadian merupakan suatu penyatuan struktur yang multi dimensi yang terdiri atas self-concept sebagai inti atau pusat grafitasi kepribadian dan traits sebagai struktur yang mengintegrasikan kecenderungan pola-pola respon. Pola dalam arti bahasa merupakan bentuk atau model (suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu dan bagian dari sesuatu.
Nilai dan Gaya hidup dalam perilaku konsumen sangat berkaitan erat dalam kaidah-kaidah menganalisa Perilaku Konsumen serta relevansinya dengan strategi market dalam membentuk sebuah konsumen yang kuat dengan produsennya.
Produsen tentu memiliki standar prosedur dalam menguasai pasar, tentunya apabila ingin memperoleh dan mendapatkan hati di para konsumen, hal-hal yang berkaitan dengan ini yaitu melakukan riset pemasaran, agar memperoleh hasil yang maksimal dalam proses penjualan.
Para pemasar berusaha menarik perhatian konsumen melalui karakteristik kepribadian mereka. Orang-orang periklanan dan pemasaran sering menggambarkan (ataumemasukkan) ciri atau sifat kepribadian khusus dalam berbagai pesan iklan mereka. Konsep kepribadian dibahas secara teoretis oleh para pakar melalui berbagai sudut pandang yang beraneka ragam, diantaranya menekankan pembahasan kepribadian pada pengaruh sosial dan lingkungan terhadap pembentukan kepribadian secara kontinu dari waktu ke waktu, serta menekankan pada pengaruh faktor keturunan dan pengalaman di awal masa kecil terhadap pembentukan kepribadian.
Tiga karakteristik yang perlu dibahas dalam pembahasan mengenai kepribadian adalah kepribadian mencerminkan perbedaan antarindividu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, dan kepribadian dapat mengalami perubahan. Kepribadian berkaitan dengan konsep diri dan bagaimana hal tersebut berpengaruh pada perilaku membeli. Semua teori perilaku konsumen dan kepribadian yang ada mendorong minat pemasaran terhadap studi kepribadian konsumen. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Sehingga pemasar harus senantiasa memperhatikan kepribadian tiap konsumen untuk mencapai pasar sasaran yang tepat.
Cara berfikir manusia adalah sebuah ideologi atau gagasan yang bersifat idealistis yang dimiliki setiap manusia secara alamiah untuk menentukan suatu pola terarah dan memiliki sikap dalam menentukan banyak hal, hal inilah yang menjadi indikator bagi para pemasar, bagaimana mereka menganalisa sebuah pemikiran masyarakat agar mau membeli produk mereka.
Faktor-faktor lingkungan adalah suatu pola eksternal dalam mempengaruhi pola berfikir manusia dalam bersikap, yang akhirnya menjadi gaya hidup dan perilaku seseorang dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
Pendapatan adalah sebuah hal pokok, yang akhirnya membentuk sebuah perilaku konsumen dalam bersikap dan juga memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang yang memiliki pendapatan besar tentu memiliki gaya hidup yang berbeda dalam menjalani sebuah kehidupannya sehingga munculah sebuah perilaku konsumerisme, yaitu pola hidup yang berlebih-lebihan dalam mengambil keputusan untuk sebuah pola yang lebih dari apa yang dibutuhkan 
Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup-dalam-perilaku-konsumen/

Pengaruh Individu


Perubahan lingkungan bisnis global yang sangat cepat menyebabkan perusahaan-perusahaan melakukan perubahan-perubahan termasuk merubah struktur organisasinya agar tetap dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga melanggengkan bisnis mereka. Tak terkecuali PT. BRI (Persero), melakukan serangkaian kebijakan penyesuaian organisasi ke dalam terutama melakukan perubahan organisasi dalam rangka mentransformasi BRI menjadi bank terkemuka dan dipilih masyarakat. Perubahan organisasi telah dilaksanakan setahun lalu (1-1-1998) dan secara bertahap diimplementasikan keseluruh jajaran kerja PT. BRI (Persero) di Indonesia. Perubahan yang telah dilaksanakan antara lain adalah merubah strukur organisasi lama menjadi struktur organisasi baru (lihat Lampiran). Perubahan organisasi dilakukan karena struktur organisasi lama dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi bisnis perbankan dewasa ini. Organisasi lama dianggap tidak fokus, tidak efisien serta tidak berorientasi kepada kepuasan konsumen. Dianggap tidak fokus karena satu Direktur menangani beberapa urusan yang satu dengan yang lainnya tidak searah bisnisnya. Sedangkan tidak efisien karena urusan-urusan tersebut ternyata tidak mandiri sehingga selalu tergantung kepada urusan lainnya. Perubahan organisasi yang dilakukan dalam perkembangannya bukan hanya merubah struktur organisasi PT. BRI (Persero) saja tetapi juga merubah seluruh tatanan didalamnya termasuk bidang yang paling menentukan yaitu Sumber Daya Manusia. Setelah perubahan organisasi Kantor Pusat PT. BRI (Persero) berjalan satu tahun ternyata pelaksanaan perubahan organisasi masih menghadapi beberapa kendala antara lain : 1. Masih adanya karyawan staf yang berperilaku kontra produktif, yang' ditunjukkan dengan masih cukup tingginya jumlah pekerjaan yang tertunda dan penyelesaian pekeriaan yang bukan prioritas utama. 2.masih adanya sikap kurang peduli di kalangan karyawan staf terhadap perubahan organisasi y. ang- dilakukan. Hal tersebut terlihat dari rendahnya partisipasi kawawan staf dalam setiap keputusan yang dibuat dalam proses perubahan organisasi . - 3. Masih adanya karyawan siaf yang belum meninggalkan sikap budaya kerja lama, sehingga produktivitasnya belum menampakkan peningkatan. Hal ini terlihat dengan masih cukup tingginya waMu yang dipergunakan untuk kegiatan non produktif. 4. Masih terlihat sikap pesimis karyawan staf tentang pelaksanaan perubahan organisasi. Sikap pesimis ini menganggap bahwa perubahan organisasi belum tentu berhasil meningkatkan kinerja PT. BRI (Persero). Berdasarkan beberapa indikasi tersebut diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu : bagaimana hubungan antara sikap karyawan terhadap perubahan organisasi dengan motivasi kerjanya ; bagaimana hubungan antara sikap dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan staf ; serta adakah pengaruh sikap dan motivasi terhadap produktivitas karyawan staf. Sedangkan rumusan masalah manajerialnya adalah : bagaimana mengantisipasi sikap karyawan staf yang belum menerima perubahan organisasi serta bagaimana meningkatkan produktivitas kerja mereka pasta

 Sumber : http://repository.mb.ipb.ac.id/736/




Mempengaruhi Sikap Dan Prilaku



Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara sikap terhadap perilaku merokok dan kontrol diri dengan intensi berhenti merokok. Hipotesis yang diajukan adalah (1) ada hubungan yang negatif antara sikap terhadap perilaku merokok dengan intensi berhenti merokok, (2) ada hubungan yang positif antara kontrol diri dengan intensi berhenti merokok dan (3) ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku merokok dan kontrol diri dengan intensi berhenti merokok. Penelitian ini dilakukan pada 70 mahasiswa yang terdiri dari 50 Pria dan 20 Wanita yang memiliki karakteristik perokok, berusia 18-25 tahun. Data penelitian diungkap dengan skala intensi berhenti merokok, skala sikap terhadap perilaku merokok dan skala kontrol diri. Analisis data dilakukan dengan analisis poduct-moment dan analisis regresi. Hasil korelasi product-moment antara sikap terhadap perilaku merokok dengan intensi berhenti merokok r = -0,686 (p<0,05), berarti ada hubungan yang negatif antara kedua variable tersebut. Semakin positif sikap perokok terhadap perilaku merokok maka intensi berhenti merokoknya cenderung semakin rendah. Korelasi product-moment antara kontrol diri dengan berhenti merokok r = 0,664 (p<0,05), berarti ada hubungan yang posisif antar kedua variable tersebut. Semakin tinggi kontrol diri maka intensi berhenti merokok cenderung semakin tinggi. Hasil analis regresi diperoleh nilai R2 = 0,541, F = 39,463 (p<0,05), berarti ada hubungan yang signifikan anatara sikap terhadap perilaku merokok dan kontrol diri dengan intense berhenti merokok. Sikap terhadap perilaku merokok dan kontrol diri secara bersama-sama dapat memprediksi berhenti merokok.

Proses Pengambilan Keputusan



Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai
proses pembuatan keputusan serta berbagai teknik yang bisa diterapkan untuk
pengambilan keputusan. Menurut Herbert Simon, proses pembuatan keputusan
merupakan inti studi administrasi dan manajemen. Dengan pendekatan perilakunya, Simon
mengatakan bahwa efisiensi dan efektivitas organisasi terletak pada bagaimana proses
pembuatan keputusan berlangsung. Dengan memahami proses pembuatan keputusan
dengan baik, maka seseorang akan terbantu dalam menyusun kebijakan publik. Karenanya,
mata kuliah ini sangat terkait erat dengan mata kuliah analisis kebijakan publik yang
mencoba memberikan kerangka kebijakan publik secara makro. Mata kuliah ini mencoba
menawarkan berbagai alat analisis untuk memilih alternatif dalam mengambil keputusan.
Teknik‐teknik kuantitatif yang diadopsi dari ilmu ekonomi, ekonomi manajerial
(managerial ecoonomics) maupun riset operasi (operation research) dapat dimanfaatkan
dalam proses pembuatan keputusan. Contoh kasus materi perkuliahan ini diterapkan
dalam konteks administrasi publik/pemerintahan.

Ruang lingkup

Agar memahami secara baik mengenai pembuatan keputusan, mata kuliah ini akan
memberikan seperangkat pengetahuan yang mencakup:

1. Bagaimana konteks pembuatan keputusan dalam studi administrasi publik?
Pembahasan dan diskusi diarahkan pada berbagai aktivitas administrasi dan
pemerintahan yang sangat terkait dengan pembuatan keputusan.

2. Bagaimana proses dan tahapan dalam pembuatan keputusan berlangsung. Dalam
hal ini siklus pembuatan keputusan didiskusikan mulai dari proses identifikasi
masalah, pemilihan alternatif pemecahan masalah sampai dengan tahap
pengambilan keputusan.

3. Pentingnya kelompok dalam pembuatan keputusan. Pembahasan dikaitkan dengan
manfaat dan kerugian pembuatan keputusan melalui kelompok; bagaimana bentukbentuk pelibatan kelompok dalam pembuatan keputusan seperti brainstorming,
delphi technique dan sebagainya.

4. Apa saja strategi yang bisa diterapkan dalam proses pembuatan keputusan. Fokus
pembahasan meliputi strategi optimasi, strategi kepuasan, strategi mixed scanning
dan lain‐lain.

5. Teknik‐teknik apa saja yang relevan untuk diterapkan dalam pembuatan keputusan
di sektor publik. Pembahasan teknik ini mencakup pembuatan keputusan dalam
berbagai jenis situasi (kepastian, berisiko, ketidakpastian).